MODUL II
A.
Judul
Praktikum
Pemisahan
dan Pemurnian
B.
Tujuan
Praktikum
1. Memisahkan zat-zat padat dari zat cair
dengan cara penyaringan
2. Memurnikan melalui proses destilasi
C.
Dasar Teori
Dalam
praktikum kimia sering kali berbagai campuran zat harus dipisahkan menjadi zat
murni. Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang
saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercemar atau tercampur.
Cara
pemisahan tersebut dapat digolongkan dalam :
1.
Pemisahan
zat padat dari zat cair
2.
Memurnikan
zat cair melalui proses destilasi
Pemisahan zat
padat dari zat cair, dapat dilakukan dengan cara :
a.
Zat
padat yang tidak terlarut dalam zat cair:
1)
Dekantasi
Metode
dekantasi digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusunnya berupa cairan
dan padatan. Dalam hal ini, ukuran padatan cukup besar sehingga mengendap di
bagian bawah cairan. Dekantasi dilakukan dengan menuang cairan ke wadah lain
secara hati-hati supaya padatan terpisah dari campuran. Untuk mempermudah
proses dekantasi, dapat digunakan pengaduk pada saat menuang cairan. Dengan
demikian, cairan tidak mengalir ke luar wadah dan dapat terpisah dari padatan
dengan baik. Namun, metode ini tidak dapat memisahkan cairan dan padatan secara
sempurna.
Menurut
Husein H. Bahti (1998), factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan
adalah :
a)
Suhu
b)
pH
c)
efek
garam
d)
sifat
pelarut
e)
derajat
supersaturasi
f)
kompleksasi
2)
Filtrasi
( Penyaringan )
Proses
pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan berpori yang hanya dapat
dilalui oleh cairan. Penyaringan biasanya menggunakan kertas saring yaitu
kertas yang porinya relative kecil sehingga dapat menahan partikel suspense.
Contohnya adalah menyaring suspense kapur dalam air. Kapur akan tertahan pada
kertas saring tersebut. Dalam hal ini kapur disebut residu dan air disebut
filtrate.
b.
Zat
padat yang melarut dalam air
1)
Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya
meninggalkan zat terlarut . pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai
titik didih yang lebih tinggi dari pada pelarutnya.
Penguapan
dan kristalisasi merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan titik
didihnya. Titik didih setiap zat berbeda satu dengan yang lain. Adanya
perbedaan titik didih tersebut dapat dimanfaatkan untuk memisahkan campuran
dengan cara penguapan.
2)
Kristalisasi
Kristalisasi
adalah pemisahan bahan padat berbentuk
bahan Kristal dari suatu larutan pekat diinginkan sehingga zat terlarut mengkristal.
Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila
larutan tidak cukup pekat, dapat di pekatkan lebih dulu dengan jalan penguapan
kemudian pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zar padat murni karena
komponen larutan lainya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
Ada
dua cara yang bisa dilakukan pada kristalisasi:
1. Cara
penguapan, cairan diupkan melalui pemanasan sehingga kita peroleh Kristal
padat.
2. Cara
pendinginan zat-zat padat lebih mudah larut dalam air panas dari pada air
dingin. Jika suatu larutan didinginkan kelarutan zat berkurang sehingga muncul
sebagai Kristal.
3) Destilasi
Destilasi adalah cara pemisahan zat cair
yang dilakukan dengan cara memansakan cairan tersebut, lalu mengembunkannya. (Team Teaching Chemistry UNG : 2014).
Dasar pemisahan dengan destilasi adalah
perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan
mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan
komponen demi komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi dengan mengalirkan
uap ke tabung pendingin.
Bunyi
Hukum Raoult
“Tekanan uap jenuh satu komponen larutan yang
dapat menguap sama dengan tekanan uap jenuh komponen murni dikalikan dengan
fraksi molnya pada suhu itu”.
Rekristalisasi
merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana
zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut
kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam
pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti
biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka
konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang
berkonsentrasi tinggi akan mengendap
Ukuran kristal yang
terbentuk selama pengendapan, tergantung pada dua faktor penting yaitu laju
pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju pembentukan
inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, tetapi tak satupun dari ini
akan tumbuh menjadi terlalu besar, jadi terbentuk endapan yang terdiri dari
partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat
jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah
kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan
inti. Laju pertumbuhan kristal merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran
kristal yang terbentuk selama pengendapan berlangsung. Jika laju ini tinggi,
kristal-kristal yang besar akan terbentuk yang dipengaruhi oleh derajat lewat
jenuh.
D.
Alat dan Bahan
a.
Alat-alat
No
|
Nama Alat
|
Gambar Alat
|
Fungsi Alat
|
1.
|
Gelas Kimia
(Kategori I)
|
|
Digunakan
sebagai wadah dari suatu larutan
|
2.
|
Corong
(Kategori I)
|
|
Digunakan
sebagai wadah untuk penyaringan dari suatu larutan
|
3.
|
Kertas saring
(Kategori I)
|
|
Untuk
menyaring larutan.
|
4.
|
Cawan penguapan
(Kategori I)
|
|
Sebagai wadah
untuk menguapkan larutan
|
5.
|
Gelas ukur 50 ml
(Kategori I)
|
|
Sebagai
tempat mengukur
volume larutan
|
6.
|
Pembakar bunsen
(Kategori II)
|
|
Untuk
memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses
suatu proses.
|
7.
|
Kaca arloji
(Kategori I)
|
|
Sebagai
wadah dalam proses mengukur berat larutan.
|
8.
|
Labu destilasi
(Kategori II)
|
|
Sebagai wadah larutan
pada proses destilasi
|
9.
|
Pendingin liebing
(Kategori II)
|
|
Digunakan
untuk pendinginan uap panas atau cairan panas. Biasanya digunakan pada proses
refluks atau destilasi.
|
10.
|
Termometer 1000C
(Kategori I)
|
|
Untuk mengukur suhu
larutan.
|
11.
|
Statif dan Klem
(Kategori I)
|
|
Sebagai
penjepit pada proses destilasi.
|
b. Bahan-bahan
No
|
Bahan
|
Sifat Fisika
|
Sifat Kimia
|
1
|
CuSO4.5H20
(Kategori
khusus)
|
- Anhidrat berbentuk bubuk hijau pucat atau abu-abu
- Bentuk pentahidratnya berwarna biru terang
|
- Akan terdekomposisi sebelum mencair pada 1500C
- Akan kehilangan dua molekul airnya pada suhu 630C,
diikuti dua molekul pada suhu 1090C, dan molekul air terakhir pada
suhu 2000C.
|
2
|
Garam Dapur (NaCl)
(Kategori umum)
|
-
Rapuh (mudah
hancur)
-
Asin (garam
dapur)
-
Larut dalam
air (air laut)
-
Tidak bisa
melewati selaput semipermiabel
|
-
Bisa di dapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga
pHnya netral
-
Ikatan ionic
kuat (Na+) + (Cl-) selisih elektronegatifnya lebih dari
2
-
Larutannya
merupakan elektorit kuat.
|
3
|
CaCO3
(Kapur
tulis)
(Kategori
umum)
|
- Massa molar 100.0869 g/mol
- Wujud bubuk putih lembut
- Tidak berbau
- Kelarutan dalam air 0.0013 g/100 ml (250C)
- Ksp 4.8 x 10-9
- Larut dalam asam encer
- pKa = 9.0
- Indeks bias cahaya = 1.59
|
- ∆Hf = -1207 Kj mol-1
- S = 93 J mol-1 K-1
- Terbakar pada suhu 8250C
|
4
|
Aquadest
(Kategori
umum)
|
-
Tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi standar.
-
Titik leleh 00C
-
Titik didih
1000C
-
Berat jenis
0,998 gr/cm3
-
Memiliki gaya
adhesi yang kuat
|
-
Memiliki
keelektronegatifan yang lebih kuat dari pada hydrogen
-
Merupakan
senyawa yang polar
-
Memiliki
ikatan van der waals dan ikatan
hydrogen
-
Dapat
membentuk azeotrop dengan pelarut lainnya.
|
5
|
Air
Teh
(Kategori
umum)
|
- Berwarna merah kecoklat-coklatan
- Memiliki rasa dan arom khas teh
|
- Kafein 2,5–4,5 %
- Teobromin 0,05 %
- Teofilin 0,02-0,05 %
- Glikosida Flavonoid
- Tannin 10-20 %
- Adenine
- Minyak atsiri
- Kuersetin
- Narigenin
- Fluoride alami
|
6
|
Pasir
(Kategori
umum)
|
-
Berbentuk
padat dan tidak mudah rapuh
|
-
Tidak larut
dalam air
|
E.
Prosedur Kerja
1. Percobaan
ke-1 Dekantasi
|
|
-
Memasukkan ke dalam
gelas kimia
-
Mengaduk campuran pasir
dan air
-
Membiarkan larutan mengendap
-
Menuangkan larutan
bagian atas
2. Percobaan
ke-2 Filtrasi
-
Memasukkan ke dalam
gelas kimia
-
Mengaduk dengan
menggunakan batang pengaduk
-
Menyaring menggunakan
corong dan kertas saring
|
|||
|
3. Percobaan
ke-3 Penguapan
-
Memasukkan ke dalam
gelas kimia
-
Mengaduk larutan
menggunakan batang pengaduk hingga homogeny.
Menyaring menggunakan
corong dan kertas saring.
Menguapkan kedalam
cawan penguapan
|
4. Percobaan
ke-4 Kristalisasi
|
|
||||
-
Memasukkan ke dalam
gelas kimia
-
Menguapkan larutan
hingga volume 10 ml
-
Mendinginkan larutan
hingga terbentuk kristal
-
Mengamati bentuk
kristal yang terjadi.
|
5. Percobaan
5 Destilasi
Menuangkan kedalam labu
destilasi 250 ml.
Menambahkan kristal
KMnO4 seujung spatula.
Menambahkan 3 buah batu
didih.
Mengalirkan dengan
lambat.
Merangkai alat
destilasi hingga merata dari atas kebawah.
Memanaskan hingga
volume mencapai 10 ml.
|
F.
Hasil Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
-
Menyiapkan alat dan bahan
-
Gelas kimia yang berisi air 30 ml.
-
± 1 sendok pasir dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian di aduk.
-
Kemudian larutan dibiarkan mengendap.
-
Menuangkan larutan bagian atas pada gelas kimia yang kosong.
|
-
Pada mulanya air murni berwarna bening, kemudian dilakukan pencampuran
pasir dan di aduk sampai bercampur dengan air. Dari percampuran tersebut
didaptkan perubahan warna air menjadi keruh kecoklatan.
-
Pasir tidak larut dalam air
-
Pasir mengendap dalam gelas kimia.
|
2.
|
- Menyiapkan alat dan bahan.
a.
Bubuk kapur tulis
b.
Air 30 ml
c.
Gelas ukur
d.
Gelas kimia
- Mengukur air sebanyak 30 ml
pada gelas ukur.
- Memasukkan air yang telah di
ukur pada gelas kimia.
- Memasukkan bubuk kapur pada gelas
kimia yang telah berisi air.
- Setelah itu, aduk sampai
bubuk kapur bercampur dengan air.
- Menyaring bubuk kapur yang
telah bercampur dengan air dengan menggunakan kertas saring pada corong.
|
-
Pada mulanya air murni berwarna bening. Kemudian dilakukan pencampuran
bubuk kapur dan diaduk sampai bercampur dengan air. Dari pencampuran tersebut
didapatkan perubahan warna air menjadi putih.
-
Sebagian bubuk kapur larut dalam air.
-
Setelah dilakukan penyaringan, air kembali menjadi berwarna bening dan
kapur mengendap di kertas penyaringan.
-
|
3.
|
- Melarutkan garam dapur
kedalam gelas kimia yang berisi air 20 ml.
- Menyaring campuran larutan
garam dan air menggunakan corong dan kertas saring.
- Menguapkan campuran larutan
tersebut kedalam cawan penguapan.
- Mengamati perubahan yang
terjadi.
|
-
Air menjadi keruh dan garam larut dalam air.
-
Air berkurang dan menjadi bening.
-
Air perlahan-lahan berkurang dan menjadi kuning.
-
Setelah dipanaskan air menjadi mengering dan kristal garam membentuk
kristal garam yang halus.
|
4.
|
- Menuangkan larutan CuSO4
ke dalam gelas kimia.
- Menambahkan air pada larutan
CuSO4 sebanyak 23 ml.
- Aduk hingga larutan CuSO4
larut.
- Menyalakan alat dengan skala
10 derajat celcius.
- Memanaskan dalam tingkat 10
skala.
- Menunggu hingga larutan
berubah menjadi 10 ml
- Mendiamkan hingga larutan
sudah tidak mendidih. Kemudian diangkat.
- Mendinginkan dan tunggu
hingga terbentuk kristal.
|
- Setelah dipanaskan pada 10
skala, terjadi penguapan sehingga larutan yang awalnya 25 ml menjadi 10 ml.
- Setelah menguap hingga 10 ml,
kemudian di diamkan sampai gelembung-gelembungnya hilang.
- Di dinginkan hingga terbentuk
kristal.
|
5.
|
-
Menuangkan air teh kedalam labu destilasi sebanyak 100 ml.
-
Merangkai alat destilasi.
-
Memanaskan labu destilasi diatas penangas.
-
Menghitung suhu yang ditunjukan oleh termometer.
|
-
Sudah dituang.
-
Sudah dipasang.
-
Warna tetap merah kehitaman.
-
Pada tetesan ke-20 suhu konstan 990C menghasilkan destilasi
yang jernih dan beraroma teh.
|
G.
Pertanyaan dan Jawaban Pertanyaaan
Soal
!!
1. Mengapa pada destilasi letak thermometer
harus berada pada persimpangan pipa labu destilasi ?
2. Apa sebabnya aliran harus ada dalam
kondensor dibuat berlawanan arah aliran destilasi ?
Jawaban
1. Karena termometer ini digunakan untuk
mengukur temperatur uap suatu
zat. Termometer berada pada persimpangan pipa labu destilasi untuk
mencapai ketelitian yang tepat. Termometer dalam destilasi digunakan
untuk mengukur suhu uap suatu zat yang keluar dari labu destilasi
setelah dipanaskan. Zat tersebut dapat diketahui dengan melihat
temperatur atau titik didihnya. Zat yang mempunyai titik didih
yang paling rendah akan lebih cepat menguap sehingga uapnya tersebut dapat
dibaca oleh termometer.
2. Penyebab aliran air harus ada dalam
kondensor dibuat berlawanan
arah destilasi yaitu agar proses pengembunan uap air berlangsung cepat
dan agar pendingin uap air lebih merata daripada yang searah.
H.
Pembahasan
Dalam
praktikum kimia seringkali berbagai campuran zat harus dipisahkan menjadi zat
murni,cara pemisahan tersebut dapat d kelompokkan ke dalam dua golongan yaitu :
1. Untuk zat padat yang tidak melarut dalam zat cair
a. Dekantasi
b. Filtrasi (Penyaringan)
2. Untuk zat padat yang melarut dalam zat cair
a. Penguapan
b. Kistalisasi
c. Destilasi
Dalam
praktikum yang kami lakukan pasir yang dilarutkan ke dalam air dipisahkan
dengan cara filtrasi. Dalam hal ini pasir tidak terlarut dalam air walaupun
sudah diaduk. Sehingga cara untuk memisahkan air dan pasir dengan cara
penyaringan (filtrasi). Sehingga didapatkan hasilnya berupa pasir sebagai
residu dan air sebagai filtratnya.
1)
Percobaan ke-1
(Dekantasi)
Percobaan ini dikenal dengan proses
dekantasi, yang dimana metode dekantasi ini digunakan untuk memisahkan campuran
yang penyusunnya berupa cairan dan padatan. Untuk mempermudah proses dekantasi,
dapat digunakan pengaduk pada saat menuang cairan.
Dalam percobaan ini,
kami pertama-tama memasukan pasir kedalam gelas kimia yang berisi air lalu diaduk. Pengadukan ini berfungsi untuk
menghomogenkan kedua zat tersebut. Ketika dalam proses pengadukan terjadi
perubahan warna yaitu air menjadi keruh namun pasir tidak tercampur dengan air
dan hanya mengendap dibawah. Setelah diaduk lalu didiamkan. Setelah didiamkan
terbentuk 2 fase, fase atas akuades dan fase bawah adalah pasir. Prinsip pada
percobaan ini adalah massa jenis. Massa jenis pasir lebih besar daripada massa
jenis air, sehingga pasir berada dibawah dan air berada diatas. Setelah pasir
benar-benar mengendap tuang cairan bagian atas dan menghasilkan air yang keruh
tanpa endapan pasir.
2) Percobaan
ke-2 (Filtrasi)
Filtrasi merupakan proses penyaringan
menggunakan kertas saring dan corong. Pada percobaan ini, kami menggunakan
bubuk kapur tulis (CaCO3) dan air sebagai bahannya dengan air
sebanyak 30 ml. Kemudian bubuk kapur tulis dicampurkan ke dalam air dan di aduk
sampai kapur dan air tercampur menjadi satu. Untuk proses penyaringannya, kami
menggunakan corong dan kertas saring. Kemudian saring bubuk kapur tulis dan air
yang telah tercampur tadi pada corong dan kertas saring yang telah disediakan.
Setelah penyaringan tersebut, kemudian
kami melakukan pengamatan. Pada mulanya air yang berwarna bening kemudian
dilakukan pencampuran bubuk kapur menjadi warna putih. Setelah tercampur,
kemudian di saring pada kertas saring menggunakan corong dan didapatkan
perubahan air menjadi bening dan sebagian bubuk kapur itu larut dalam air dan
sebagiannya lagi mengendap di kertas saring.
3)
Percobaan ke-3
(Kristalisasi)
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat
dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh) atau lebih jarang pengendapan
langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan tekhnik pemisahan kimia antara
bahan padat dan cair, dimana terjadi perpindahan massa dari zat terlarut dari
larutan ke fase kristal padat. Karakteristik proses kristalisasi ditentukan
oleh termodinamika dan faktor kinetik yang bisa membuat proses ini sangat
bervariasi dan sulit di kontrol.
Pada percobaan ini kami menggunakan larutan CuSO4
dan air sebagai bahannya dan kemudian kedua bahan tersebut di campurkan hingga
tercampur menjadi satu. Dan disini kami menggunakan alat seperti gelas kimia
dan gelas ukur. Larutan CuSO4 dan air yang telah tercampur kemudian
di panaskan dengan alat dalam skala 10oC. Tunggu hingga volume
larutan menjadi 10 ml lalu diamkan sampai diamkan sampai gelembung-gelembungnya
hilang, kemudian angkat dan letakkan di tempat terbuka lalu dinginkan. Dari
proses pendinginan tersebut akan di dapatkan kristal kristal hasil penguapan.
4)
Percobaan ke-4
(Penguapan)
Penguapan
atau evaporasi adalah proses perubahan molekul dalam keadaan cair dengan
spontan menjadi gas. Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya
penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika
terpapar pada gas dan volume signifikan. Ada cairan yang kelihatannya tidak
menguap pada suhu tertentu di dalam gas (contohnya minyak makan pada suhu
kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak
menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu
molekul “kecepatan lepas” yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun
cairan seperti ini menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat.
Dalam
percobaan ini kami menggunakan bahan seperti garam dapur (NaCl) dan 30 ml air
sebagai bahannya serta gelas ukur, gelas kimia, kertas saring, corong, dan
cawan penguapan sebagai alatnya. Mula-mula air diukur sebanyak 30 ml dan
dimasukkan ke dalam gelas kimia dan kemudian sebanyak 1 sendok garam dapur
(NaCl) dimasukkan ke dalam gelas kimia tersebut yang berisi air tadi. Aduk
garam dapur (NaCl) dan air sampai benar-benar larut. Setelah air dan garam
tercampur, kemudian di saring menggunakan corong pada kertas saring. Setelah
disaring, larutan NaCl dan air dimasukkan ke dalam cawan penguapan untuk
diuapkan. Setelah dilakukan pengamatan, ternyata larutan garam dan air itu membentuk
kembali kristal-kristal garam yang sifatnya kembali ke bentuk semula.
5)
Percobaan ke-5
(Destilasi)
Pada percobaan ini dinamakan proses destilasi, yang dimana destilasi itu sendiri
adalah cara pemisahan zat cair yang dilakukan dengan cara memanaskan cairan tersebut,
lalu mengembunkannya. Jika
campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu.
Dalam percobaan ini, air teh yang dicampurkan
dengan air yang di panaskan pada labu destilasi, warna air tetap merah kehitam-hitaman,
pada tetesan ke-20 suhu konstan 99⁰C dan menghasilkan
destilasi yang jernih dan beraroma teh.
I.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat
disimpulkan bahwa proses pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan cara
dekantasi, filtrasi, kristalisasi,
penguapan dan destilasi. Yang dimana pada percobaan pertama adalah dekantasi
yaitu proses yang didasarkan pada massa jenis yang lebih besar akan berada pada
lapisan bawah
atau proses pemisahan zat dari campurannya dengan mengendapkan zat lain. Kemudian pada percobaan kedua adalah filtrasi
yang merupakan proses
pemisahan berdasarkan
pada perbedaan ukuran partikel ukuran partikel antara pelarut dan zat
terlarutnya. Dan percobaan ketiga adalah Kristalisasi
yang dimana kristalisasi merupakan
pemisahan bahan padat berbentuk Kristal dari suatu larutan yang didinginkan sehingga zat terlarut
mengkristal. Pada percobaan keempat adalah
penguapan yang prinsip kerjanya didasarkan pada salah satu zat yang bercampur
pada keadaan lewat jenuh, serta perbedaan titik didih zat tersebut. Sedangkan
pada percobaan terakhir adalah destilasi yang merupakan teknik
pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik cair dari
masing-masing zat penyusun dari campuran homogenya.
J.
Kemungkinan Kesalahan dalam Praktikum
1.
Kesalahan dalam menentukan suhu konstan dari suatu zat.
DAFTAR PUSTAKA
Husein, Bahti. 1998. Teknik
Pemisahan Kimia dan Fisaka. Edisi – 6. Jakarta : Erlangga.
JurnalPdf. 2012. Pemisahan dan Pemurnian zat
Padat. Dapat di akses di
http://jurnalpdf.info/pdf/pemisahan-dan-pemurnian-zat-padat.html (di akses pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 19.45 wita)
Lutfi.
2007. Ipa Kimia. Jakarta :
Erlangga.
Mulyani, Sri.2005. Kimia Fisika 2. Surabaya
: Universitas Negeri Malang.
Partana, Crys Fajar. 2008. Kimia
I. Bogor : Quadra.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia
Dasar. Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
S,
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung
: ITB.
Sulami, Emi.
2006. Kimia. Jakarta :
PT.Gelora Aksara Pratama.
Suminar.2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Teaching,
Team. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.
Vlack, Lawrence H. Van. 2004. Elemen-elemen
Ilmu dan Rekayasa Material.
Keenan, Charles W.1984.Kimia untuk
Universitas .Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar